Masuknya bangsabarat
ke indonesia
tujuan pembelajaran :
-
Mendeskripsikan sebab dan tujuan
kedatangan bangsa barat ke indonesia
-
Mendeskripsikan proses kedatangan dan
terbentuknya kekuasaan kolonial di indonesia
-
Mendeskripsikan perlawanan rakyat
indonesia dalam menantang kolonialisme bangsa barat
A.SEBAB DAN TUJUAN KEDATANGAN BANGSA BARAT
Secara
umum, kedatangan bangsa Eropa ke Asia termasuk ke Indonesia dilandasi keinginan
mereka untuk berdagang, menyalurkan jiwa penjelajah, dan menyebarkan agama.
Sejak abad ke-13 rempah-rempah memang merupakan bahan dagang yang sangat
menguntungkan. Hal ini mendorong orang-orang Eropa berusaha mencari harta
kekayaan ini sekalipun harus menjelajah samudra.
Pada awalnya, tujuan kedatangan
bangsa Eropa ke Indonesia hanya untuk membeli rempah-rempah dari para petani di
Indonesia. Namun, dengan semakin meningkatnya kebutuhan industri di Eropa akan
rempah-rempah. Mereka kemudian mengklaim daerah daerah yang mereka kunjungi
sebagai daerah kekuasaannya. Di tempat-tempat ini,bangsa Eropa memonopoli perdagangan
rempah-rempah dan mengeruk kekayaan alam sebanyak mungkin. Dengan demikian,
bangsa Eropa menjadi satu-satunya pembeli bahan-bahan ini. Akibatnya harga
bahan-bahan ini pun sangat di tentukan oleh mereka.
B.KEDATANGAN DAN TERBENTUKNYA KEKUASAAN KOLONIAL DI INDONESIA
1.bangsa portugis
Bangsa Portugis Ekspedisi pertama
untuk mencari jalan langsung ke Indonesia dirintis oleh bangsa Portugis dan
Spayol. Bangsa-bangsa lain seperti Inggris, Prancis, dan Belanda baru melakukan
ekspedisi setelah kedua bangsa ini menemukan jalan ke indonesia. Orang Portugis
pertama yang mencoba mencari jalan baru ke Indonesia adalah Bartholomeus Diaz, ia meninggalkan Portugis
pada tahun 1486. Ia menyusuri pantai barat Afrika hingga tiba di Tanjung
Harapan Baik tetapi ia gagal mencapai Indonesia.
Setelah
Bartholomeus Diaz menemukan jalan ke timur di Tanjung Harapan Baik (Afrika
Selatan), upaya pencarian diteruskan oleh armada-armada Portugis berikutnya
yang mencoba berlayar ke Indonesia yang dipimpin oleh Vasco Da Gama. Mereka
berangkat pada tahun 1497 dan berhasil melewati Tanjung Harapan Baik. Ekspedisi
ini kemudian berhasil melewati selat di ujung selatan Laut Merah yang disebut
BAB EL MANDEB (gapura air mata).
Pada
tahun 1498, Vasco Da Gama tiba di Kalikut (india). Sejak saat itu, perdagangan
antara Eropa dan India tidak lagi melalui jalur Laut Tengah melainkan Pntai
Timur Afrika. Kolonialisme Portugis di Indonesia dimulai sejak kedatangan
Alfonso D’Albuquerque di Maluku. Pada Tahun 1511, ekspedisi Portugis di bawah pimpinan
Alfonso D’Albuquerque berhasil menaklukkan Malaka. Dari sana, mereka menuju
Maluku dan di terima dengan baik oleh raja Ternate dan mereka diperkenankan
berdagang dan membangun benteng di Ternate.
2.bangsa Spanyol
pelopor Bangsa Spanyol yang mencari
jalan langsung ke Pulau Rempah (Indonesia) adalah Christopher Colombus.
Columbus berlayar pada tahun 1492 dengan menumpang tiga buah kapal. Rute
pelayaran Columbus berbeda dengan Portugis, Columbus berlayar ke arah barat
mengarungi Samudra Atlantik dan tiba di Kepulauan Bahama Amerika. Columbus
mengira telah sampai di India dan menamakan daerah itu sebagai kepulauan India
dan penduduknya dinamakan Indian. Ekspedisi selanjutnya, Spanyol dipimpin oleh
Hernando Cortes (1519) yang berhasil menaklukkan dan merampas kekayaan kerajaan Aztec di Meksiko. Pada tahun yang
sama, Ferdinand Magelhaens seorang berkebangsaan Portugis yang bekerja pada
pemerintah Spanyol berhasil mencapai Kepulauan Massava (sekarang Filipina).
Berbeda dengan armada Portugis, Magellan berangkat melalui samudera atlantik.
Setelah melewati ujung Amerika Selatan, ia masuk ke samudera pasifik. Ia tiba
di Filipina pada tahun 1521. Sewaktu mencoba mengatasi perang antarsuku di
Cebu, Magellan terbunuh. Ia digantikan oleh Del Cano. Dalam perjalanan kembali
ke Spanyol mereka singgah di Tidore. Sejak saat itu terjalin kerja sama antara
Spanyol dan Tidore. Kerja sama itu tidak hanya dalam hal perdagangan tetapi
juga diperkuat dengan dibangunnya benteng Spanyol di Tidore.
Kondisi
tersebut tentu saja menyebabkan pertentangan antara Portugis dan Spanyol. Saat
itu, portugis membuka kantor perdagangan di Ternate. Portugis merasa terancam
dengan hadirnya Spanyol di Tidore. Hal ini diperkuat lagi dengan kenyataan
bahwa Tidore dan Ternate telah lama bermusuhan. Dengan alasan tersebut,
Portugis yang didukung pasukan Ternate menyerang Spanyol dan Tidore. Namun,
dengan berkat perantara Paus di Roma, Portugis dan Spanyol akhirnya mengadakan
perjanjian yang disebut perjanjian Zaragosa. Berdasarkan perjanjian itu, Maluku
dikuasai Portugis sedangkan Filipina dikuasai Spanyol.
3.BANGSA INGGRIS
Kedatangan
bangsa Inggris ke Indonesia dirintis oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish.
Dengan mengikuti jalur yang dilalui Magellan pada tahun 1579 Francis Drake
berlayar ke Indonesia. Armadanya berhasil membawa rempah-rempah dari Ternate
dan kembali ke Inggris melalui Samudra Hindia. Perjalanan berikutnya dilakukan
pada tahun 1586 oleh Thomas Cavendish melalui jalur yang sama.
Pengalaman
kedua pelaut tersebut mendorong Ratu Elizabeth I meningkatkan pelayaran
internasionalnya. Hal ini dilakukan dalam rangka menggalakkan ekspor wol
menyaingi perdagangan Spanyol dan mencari rempah-rempah. Sejak 31 Desember
1600, Ratu Elizabeth l memberi hak istimewa kepada EIC (East Indian Company)
untuk mengurus perdagangan dengan Asia. Kolonialisme Inggris di Hindia Belanda
dimulai tahun 1604. Menurut catatan sejarah, sejak pertama kali tiba di
Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor dagangnya. Diantranya di
Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Jepara, dan Makassar. Walaupun demikian, armada
Inggris tidak mampu menyaingi armada dagang barat lainnya di Indonesia seperti
Belanda. Selain itu rakyat tidak suka dengan cara berdagang EIC yang memaksa dan
menurut aturannya sendiri.
4.BANGSA BELANDA
Armada Belanda yang pertama berusaha
mencapai Indonesia dipimpin Van Neck tetapi ekspedisi ini gagal. Kemudian, pada
tahun 1595 armada Belanda dipimpin Cornelis De Houtman dan Pieter De Kaizer
berangkat menuju Indonesia. Mereka menyusuri pantai barat Afrika lalu sampai ke
Tanjung Harapan Baik. Dari sana, mereka mengarungi samudra hindia dan masuk ke
Indonesia melalui selat sunda lalu tiba di Banten. Dari banten, armada ini
bermaksud menuju Maluku untuk membeli rempah-rempah tetapi mereka gagal
mencapai Maluku.
Cornelis
De Houtman tiba kembali di negerinya pada tahun 1597. Ia disambut sebagai
penemu jalan ke Indonesia. Pada awalnya, Belanda memang gagal menghadapi
persaingan dengan Portugis namun karena armada belanda semakin hari semakin
bertambah. Sedikit demi sedikit armada portugis mulai terdesak. Akhirnya,
portugis terusir dari Maluku. Terusirnya Portugis dari Maluku menandai era
kolonialisme Belanda di Indonesia. Sejak saat itu, pedagang-pedagang Belanda
semakin banyak yang datang ke Maluku.
C.KEBIJAKAN-KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL DI INDONESIA
1.KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI PORTUGIS
Di
Indonesia,Portugis pertama kali masuk ke Maluku. Di sana, mereka diterima
dengan baik oleh Sultan Ternate. Kebaikan Sultan Ternate ini sebetulnya
dipengaruhi oleh kebutuhan kerajaan ternate untuk mengurangi ancaman dari
kerajaan tidore. Saat itu kerajaan tidore menjadi saingan terdekatnya. Mereka
berharap dengan menjalin kerjasama dengan portugis, kerajaan tidore tidak akan
berani menyerang kerajaan ternate.
Situasi
ini dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh portugis. Mereka menyanggupi dukungan
kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial di indonesia militer bagi kerajaan
ternate. Imbalan yang diperoleh portugis adalah hak istemewa (monopoli) untuk
menguasai perdagangan di kerajaan ternate, syarat ini disetujui oleh Sultan
Ternate.
INGGRIS
Inggris
mulai menanamkan pengaruh ekonominya di Indonesia melalui serikat dagangnya
yang bernama East Indian Company (EIC). Serikat dagang ini berhasil menjalin
perdagangan dengan beberapa kerajaan di Indonesia. Di antaranya dengan
Kesultanan Aceh, Kerajaan Banjar, Jayakarta, dan Gowa. Namun, EIC tidak
berhasil menanamkan dominasi perdagangannya di Indonesia. Hal ini disebabkan
EIC terlalu memaksakan pola perdagangan menurut aturan-aturan yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, EIC kurang didukung para penguasa setempat.
Disamping itu, EIC kalah bersaing dengan armada dagang lain khususnya armada
dagang belanda.
BELANDA
Sejak
tahun 1602, belanda memiliki suatu serikat dagang. Serikat dagang ini merupakan
hasil penyatuan atau merger beberapa serikat dagang di Belanda. Serikat dagang
ini bernama Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). Untuk mengatasi
persaingan di antara pedagang-pedagang belanda sendiri, pada tahun 1602 di
bentuk VOC atau persekutuan dagang hindia timur. VOC dipimpin oleh De Heren Zeventien
(dewan tujuh belas) dengan pieter both sebagai gubernur jenderal yang pertama.
Semula VOC berpusat di Ambon. Namun, sejak kepemimpinan gubernur jenderal Jan
Pieterzoon Coen pusat VOC dipindahkan ke Jayakarta yang kemudian berganti nama
menjadi Batavia.
Kehadiran
VOC di Jayakarta tentu membawa akibat persaingan antara VOC dan Portugis.
Namun, dengan kelicikannya VOC berhasil mempengaruhi penguasa Banten untuk
mencabut hak dagang Portugis di wilayahnya. Sejak tanggal 31 MEI 1619, VOC
memperoleh hak monopoli penuh atas Jayakarta. Sejak saat itu pula nama
Jayakarta diganti Batavia.
2.BIDANG POLITIK
PORTUGIS
Setelah
menguasai salah satu pusat perdagangan di Asia Tenggara, Portugis memperluas
pengaruhnya ke Maluku. Ketika itu, di Maluku berdiri beberapa kerajaan seperti
Tidore, Ternate, Hitu, dan Seram. Antara kerajaan-kerajaan ini sering terjadi
pertentangan. Situasi ini dimanfaatkan portugis untuk menanamkan dominasinya di
Maluku. Dalam pertentangan antara kerajaan hitu dan seram, portugis memihak hitu.
Dengan cara ini, portugis memperoleh hak monopoli perdagangan di daerah
tersebut. Sementara dalam pertentangan antara kerajaan ternate dan tidore,
portugis memihak ternate. Sebagai imbalannya portugis diberi hak monopoli atas
perdagangan rempah-rempah di ternate.
INGGRIS
Pada
abad ke-16 sampai dengan ke-18, inggris melalui EIC-nya gagal memonopoli
perdagangan di Indonesia. Dengan demikian, perluasan pengaruh politiknya pun
tidak begitu besar. Baru pada abad ke-19 di bawah pemerintahan Raffles, inggris
dapat menanamkan pengaruh politik di Indonesia meskipun hanya terbatas di Jawa.
Saat itu, Raffles membagi pulau Jawa menjadi 16 keresidenan. Tiap-tiap
keresidenan dibentuk badan pengadilan (Landraad).
BELANDA
Perluasan
pengaruh politik VOC umumnya dilakukan dengan perjanjian-perjanjian yang
mengikat. Perjanjian ini dicapai setelah ada konflik, baik antara VOC dengan
penguasa setempat, antarpenguasa (salah satu penguasa kemudian meminta bantuan
VOC), atau antara VOC dan serikat dagang Eropa lainnya. Di Maluku, VOC
mengadakan perjanjian dengan kerajaan Hitu untuk menghadang pengaruh Portugis
di Maluku. Demikian juga dengan kerajaan Ternate. VOC dengan segala
kelicikannya dapat memaksa penguasa ternate untuk menandatangani perjanjian
yang mengakui kekuasaan VOC.
Di
Jawa, VOC berhasil mempengaruhi penguasa Banten untuk menanamkan dominasinya
atas kerajaan tersebut. VOC kemudian mengganti nama Jayakarta menjadi Batavia
sesuai dengan nama bentengnya. Dari Batavia, VOC juga berhasil memaksa kerajaan
Mataram untuk mengakui kekuasaannya melalui perjanjian Giyanti (1755) dan
perjanjian Salatiga (1757). Di Sulawesi, VOC juga berhasil memaksa penguasa
kerajaan Gowa untuk menandatangani perjanjian Bongaya. Dengan perjanjian itu,
VOC menanamkan pengaruhnya hingga ke daerah-daerah di Nusa Tenggara.
3.BIDANG SOSIAL BUDAYA
Di
bidang sosial dan budaya, kebijakan pemerintahan kolonial sangatlah terbatas.
Hal ini terjadi karena fokus perhatian pemerintahan kolonial adalah bagaimana
sadapat mungkin mengeruk kekayaan Indonesia sebanyak-banyaknya. Gaya hidup yang
berbeda dari kebiasaan dikampung halaman di Eropa turut pula melahirkan
perkawinan dan koneksi. Sejak tahun 1650-an mulai terlihat kebiasaan yang
berlebihan dalam hal gaya hidup di Batavia. Gaya hidup tersebut dapat dilihat
dari rumah-rumah mewah, kereta, cara berpakaian, jumlah budak yang dimiliki,
pesta-pesta gemerlapan.
Kesemua
gaya hidup tersebut marasuki berbagai kalangan pegawai VOC dan warga sipil yang
kaya. Akibat berlebihan dari pola hidup mewah menyuburkan persaingan pada soal
pamer kekayaan. Melihat tidak baiknya dampak yang ditimbulkan, gubernur Jendral
Jacob Mossel mengeluarkan reglement terbeteugeling van pracht en praal yang
terdiri dari 12 pasal (124 ayat) pada tanggal 30 desember 1754 yang mengatur sampai
sekecil-kecilnya urusan berpakaian, pemilikan kereta, bedak, dan lain
sebagainya.
D.PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL TERHADAP MASYARAKAT INDONESIA
1. PENGARUH TERHADAP KEHIDUPAN
EKONOMI
Kebijakan
monopoli perdagangan yang diterapkan pemerintah kolonial sejak portugis hingga
belanda tentu mendatangkan kesengsaraan bagi rakyat.Dengan kebijakan ini,
rakyat tidak lagi memiliki kebebasan untuk menjual atau menentukan harga hasil
panennya. Seluruh hasil panen rakyat harus dijual kepada pemerintah kolonial
dengan harga yang ditentukan pemerintah. Jelas bahwa sebagai kongsi dagang,
pemerintah kolonial akan menetapkan harga yang menguntungkan bagi mereka dan
bukan bagi rakyat.
Untuk
menjalankan kebijakan ini pula, pemerintah kolonial tidak segan-segan
menggunakan kekuatan senjata. Pada masa VOC, misalnya pemerintahan VOC
menjalankan kebijakan pelayaran Hongi dan hak ekstirpasi. Eksplotasi ekonomi
VOC pada masyarakat Jawa dilakukan dengan paksaan atau dengan sistem monopoli.
Namun, pada kenyataannya VOC tidak selalu menindas dan memelaratkan semua
orang. Bebas eksploitasi berbeda-beda menurut jenis, lokasi, serta golongan
masyarakat yang terlibat di dalamnya.
2. PENGARUH TERHADAP KEHIDUPAN POLITIK
Kedatangan
bangsa barat ke Indonesia berpengaruh pada kekuasaan para penguasa lokal
seperti raja, sultan, dan adipati. Mereka tidak lagi memiliki kekuasaan yang
besar karena sering dicampuri pemerintah kolonial. Dengan kenyataan seperti
ini, tidak jarang bahwa kekuasaan penguasa lokal terhadap wilayahnya hanya
secara hukum tetapi secara nyatanya dikuasai oleh pemerintah kolonial.
Pemerintah kolonial tidak jarang secara langsung mencampuri urusan politik
suatu daerah misalnya dalam pergantian tahta, pengangkatan jabatan, dan
penentuan kebijakan tertentu. Campur tangan seperti itu, tidak jarang penguasa
harus kehilangan sebagian atau bahkan seluruh haknya atas suatu daerah.
3. PENGARUH TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
Setelah
kedatangan bangsa barat, para penguasa dan pejabat lokal yang dulu sangat
berkuasa hanya menjadi pegawai pemerintah kolonial. Oleh karena itu, derajat
mereka seakan-akan turun di mata rakyat. Mereka dianggap sebagai pelayan hanya
menguntungkan pemerintah belanda dan bukannya penguasa. Selain itu, dalam
masyarakat muncul kelompok masyarakat berdasarkan golongan yakni kelompok
masyarakat Eropa (kaum kolonial), kelompok masyarakat bangsawan, dan kelompok
masyarakat jelata.
4. PENGARUH TERHADAP KEHIDUPAN BUDAYA
Bangsa
barat memiliki kebiasaan dan tradisi tertentu. Kedatangan mereka berpengaruh pada
budaya lokal. muncul berbagai tradisi barat yang kemudian berkembang dalam
masyarakat pribumi, khususnya di kalangan bangsawan seperti tradisi dansa.
Selain itu banyak tradisi kerajaan lokal yang luntur setelah campur tangan
belanda. Tradisi lokal juga ada yang berakulturasi dengan budaya barat
(Belanda) terutama di Jawa.
E.PERLAWANAN RAKYAT INDONESIA MENENTANG KOLONIALISME BANGSA BARAT
Kebijakan
dan perluasan pengaruh kolonial bangsa barat di Indonesia. Akhirnya menimbulkan
reaksi dari rakyat indonesia. Reaksi-reaksi ini berupa perlawanan bersenjata yang
dilakukan secara sporadis di beberapa tempat di Indonesia. Reaksi-reaksi ini
menunjukkan kerinduan dan tekad masyarakat Indonesia untuk menggapai kembali
kemerdekaan yang dirampas kaum kolonialis.
F.PERLUASAN PENGARUH EKONOMI : MONOPOLI PERDAGANGAN
Monopoli merupakan suatu bentuk
sistem perdagangan yang dijalankan bangsa Eropa di Indonesia untuk memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya. Dengan sistem tersebut bangsa Indonesia
dipaksa menjual hasil perkebunannya hanya kepada bangsa Eropa dengan harga yang
ditetapkan menurut kehendaknya. Bukan hanya bangsa Eropa yang pernah
menjalankan monopoli perdagangan di Indonesia. Antara lain sebagai berikut:
1. PORTUGIS
Sejak
berhasil menguasai Malaka, Portugis mengembangkan usaha untuk memperoleh rempah-rempah langsung dari
Maluku. Kedatangan Portugis ke Maluku membawa suasana baru dalam perdagangan.
Mereka diterima dengan baik oleh Raja Hitu dan Seram. Kemudian, pada tahun 1512
Portugis masuk ke Ternate dan Sultan Ternate pun menerimanya dengan baik.
Sultan
Ternate meminta jaminan dari pihak Portugis untuk memberi dukungan secara
militer dalam rangka menghadapi ancaman kerajaan lain terutama kerajaan Tidore.
Pihak Portugis menyetujuinya dengan syarat Portugis meminta hak monopoli
perdagangan rempah-rempah di Ternate. Langkah Ternate tersebut di kemudian hari
ternyata menimbulkan malapetaka terhadap rakyatnya sendiri. Monopoli Portugis
mengakibatkan para petani rempah-rempah tertindas. Mereka tidak dapat menjual
rempah-rempahnya dengan harga yang ditentukan Portugis.
2. INGGRIS (EIC)
Sejak
akhir abad ke-16 EIC mengadakan hubungan dagang di beberapa tempat di
Indonesia. Akan tetapi, inggris tidak berhasil menanamkan monopoli perdagangan
di Indonesia. Kegagalan itu disebabkan ketidaksukaan rakyat setempat terhadap
pola perdagangan EIC. Persekutuan dagang inggris cenderung memaksakan cara
berdagang menurut aturannya sendiri.
Selain
itu penyebab kegagalan Inggris yang lebih Dominan, yakni ketidakmampuan
bersaing dengan armada dagang Belanda. Dengan kekuatan militer dan kemampuannya
mempengaruhi penguasa setempat, armada dagang Belanda itu membuat Inggris
perlahan-lahan tersingkir dari kawasan perdagangan di Indonesia.
3. BELANDA (SEBELUM VOC)
Sejak perlayaran Cornelis De Houtman,
tumbuh sejumlah perusahaan di Belanda yang memiliki armada dagang masing-masing
dan berlayar ke Indonesia secara sendiri-sendiri. Tidak adanya koordinasi di
antara sesama perusahaan Belanda itu, mengakibatkan timbulnya persaingan yang
kurang sehat. Akibatnya, harga rempah-rempah di Indonesia meningkat sedangkan
harga rempah-rempah di Eropa cenderung merosot. Keadaan itu sudah barang tentu
menguntungkan pesaing utama Belanda yaitu Portugis. Dengan dukungan penuh dari
pemerintahan Indonesia dan kawasan Asia lainnya tetapi kedudukan itu tidak
bertahan lama.
4. BERDIRINYA VOC
Untuk
menguasai persaingan tidak sehat sekaligus mematahkan dominasi Portugis,
seorang anggota Staten General (parlemen belanda) bernama Johan Van
Oldebarnevelt mengajukan usul mengejutkan. Usulnya adalah berupa penggabungan
(merger) seluruh perusahaan dagang yang ada di Belanda menjadi satu serikat
dagang.
Ususl
tersebut mendapat sambutan yang sangat antusias, pada 20 Maret 1602 berdirilah
VERENIGDE OoST-INDISCHE COMPAGNIE (serikat perusahaan dagang hindia timur) yang
biasanya dikenal sebagai VOC. Dengan modal pertama 6,5 milyar gulden VOC
dipimpin oleh 17 direktur yang dikenal dengan sebutan HEREN ZEVENTIEN.
HAK KHUSUS VOC
• Hak
monopoli perdagangan
• Hak
memiliki tentara, pengadilan, dan mengumumkan perang
• Hak
mencetak mata uang sendiri
• Hak mengadakan perjanjian dengan penguasa setempat atas
nama pemerintahan Belanda
Dengan
hak khusus ini VOC menjadi lembaga pemerintahan sekaligus perdagangan yang
otonom di wilayah jajahan. Itulah sebabnya, kehadiran VOC di wilayah jajahan
dipimpin oleh seorang gubernur jenderal Yang
sekaligus direktur perusahaan dan pimpinan pemerintahan.
PIETER
BOTH
Gubernur
Jenderal VOC pertama di Indonesia adalah Pieter Both. Dibawah pimpinanya
kegiatan VOC di Indonesia mulai diorganisasi dan monopoli mulai dilakukan. Ia
menentukan pusat kedudukan VOC di Ambon dengan pertimbangan untuk lebih mudah
menerapkan monopoli perdagangan rempah-rempah. Pada perkembangan berikutnya, ia
berencana untuk memindahkan pusat kedudukan VOC ke Jayakarta. Alasan memilih
Jayakarta adalah sebagai berikut :
• Jayakarta lebih strategis dibandingkan Ambon, karena
letak di tengah jalur
perdagangan asia.
• dari Jayakarta,VOC akan lebih mudah menyingkirkan
Portugis yang berkedudukan
di Malaka.
JAN
PIETERSZOOM COEN
Jan
Pieterszoom Coen diangkat menjadi Gubernur Jenderal, dalam persaingan EIC dan
VOC memperebutkan pengaruh di Jayakarta. Untuk memenangkan persaingan ia
mendirikan benteng VOC di Jayakarta dan benteng ini bernama BATAVIA. Kemudian
ia menghasut penguasa Banten untuk memecat Pangeran Jayakarta sekaligus menutup
ijin berdagang EIC. Sejak 31 Mei 1619 VOC memperoleh hak penuh atas Jayakarta
dan sejak saat itu pula nama Jayakarta berubah nama menjadi Batavia.
ATURAN MONOPOLI PERDAGANGAN VOC
•
Petani
rempah-rempah hanya boleh bertindak sebagai produsen. Hak jual-beli hanya
dimilik VOC
•
Panen
rempah-rempah harus dijual kepada VOC dengan harga yang ditentukan VOC
•
Barang kebutuhan
sehari-hari seperti peralatan rumah tangga, garam, dan kain harus dibeli dari
VOC dengan harga yang ditentukan oleh VOC.
STRATEGI VOC MENGENDALIKAN MONOPOLI PERDAGANGAN
•
Hak Ekstirpasi:
hak untuk membinasakan pohon rempah-rempah yang berlebihan agar harga
rempah-rempah di pasar mancanegara tetap tinggi.
•
Pelayaran Hongi:
pelayaran bersenjata lengkap untuk mengawasi pohon rempah-rempah yang
berlebihan dan mencegah petani rempah-rempah berhubungan dengan pihak pembeli
lain.
G.PERLUASAN
PENGARUH POLITIK
Kedatangan
bangsa Eropa ke Indonesia tidak berhenti pada tujuan memperluas pengaruh
ekonomi. Setelah berhasil menguasai monopoli perdagangan, mereka bermaksud
menanamkan pengaruhnya secara politik. Pengaruh politik itu tampak dari
kekuasaan bangsan Eropa dalam urusan pemerintahan di berbagai wilayah
Indonesia.
1. PORTUGIS
Setelah
berhasil menguasai Malaka secara ekonomi dan politik, Portugis bermaksud
memperluas pengaruh politiknya di Maluku, Ternate, Seram, dan Hitu. Di Ternate,
Portugis ikut campur tangan dalam urusan kerajaan. Sultan Ternate saat itu
ditangkap dan di bawa ke Gowa. Sepuluh tahun kemudian, ia dinyatakan tidak
bersalah. Portugis bermaksud mengembalikannya sebagai raja di Ternate tetapi
jabatan itu telah dipegang oleh Sultan Khairun.
Di Jawa,
pengaruh politik Portugis hanya sampai di Pasuruan dan Blambangan karena daerah
lainnya telah dikuasai Demak. Usaha Portugis untuk menguasai Sunda Kelapa
mengalami kegagalan karena kota itu dapat direbut pasukan Demak di bawah
pimpinan Fatahillah. Di Sumatera, Portugis tidak berhasil menanamkan pengaruh
politik karena kerajaan Aceh sangat kuat pengaruhnya.
2. INGGRIS (EIC)
Oleh
karena EIC kurang berhasil menanamkan pengaruh ekonomi di Indonesia, serikat
dagang Inggris itu pun gagal menerapkan pengaruh politik. Barulah pada abad
ke-19 M, pengaruh politik EIC berhasil masuk ke Indonesia dalam pemerintahan
transisi yang dipimpin Raffles.
3. BELANDA (VOC)
Perluasan
politik VOC berlangsung setelah berkedudukan di Batavia. Setelah menguasai
Batavia. VOC menanamkan pengaruh politik di kerajaan Banten. Kemudian Belanda
bergerak ke Timur dan berhasil memperlemah kerajaan Mataram di Jawa Tengah. Di
Maluku, VOC menanamkan pengaruh politiknya melalui perjanjian dengan penguasa
setempat. Dengan begitu, VOC mengadakan perjanjian untuk saling membantu
menghadang pengaruh Portugis. Dengan Ternate, VOC mengadakan perjanjian dalam rangka
menanamkan pengaruhnya di Seram Barat, Luhu, Kambelo, dan Lusidi yang termasuk
wilayah kekuasaan VOC.
Uji kompetensi
|
|
A.PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG
PALING BENAR!!!
1. tujuan kedatangan bangsa Eropa ke Asia Tenggara adalah
untuk...
A.
Berdagang
rempah-rempah
B.
Mencari pusat
rempah-rempah
C.
Menguasai pusat
rempah-rempah
D.
Menjalin
kerjasama
2.Hak memonopoli perdagangan VOC adalah....
A.
VOC menguasai pusat perdagangan rempah-rempah
B.
VOC mengatur perdagangan
rempah-rempah
C.
VOC memaksakan
peraturan perdagangan rempah-rempah
D.
VOC membeli
rempah-rempah dengan harga tinggi
3.EIC gagal menanamkan dominasi perdagangan di Indonesia
karena....
A.
EIC terlalu
membuat harga rempah-rempah murah
B.
EIC terlalu
memaksakan pola perdagangan
C.
EIC terlalu
membuat peraturan ketat dalam perdagangan
D.
EIC terlalu
memperhatikan pola perdagangan
4.campur tangan pemerintah kolonial dilakukan secara....
A.
Pengangkatan
pejabat lokal
B.
Penentuan harga
rempah-rempah
C.
Budaya barat
diadopsi bangsa barat
D.
Pengangkatan
pejabat Belanda
5.perlawanan rakyat Makassar terhadap VOC dipimpin
oleh....
A.
Kapitan
Pattimura C. Sultan Hasanuddin
B.
Sultan Agung D. Dipati Unus
6.perlawanan terhadap EIC tidak muncul di Indonesia.
Alasannya....
A.
EIC diterima dengan
baik di seluruh wilayah Indonesia
B.
Tidak ada
strategi monopoli perdagangan dalam kebijakan EIC
C.
EIC kalah
bersaing dengan VOC dari Belanda
D.
VOC membina
persekutuan dengan penguasa Aceh, Mataram, dan Makassar
7.dibandingkan Ambon, VOC lebih memilih Jayakarta sebagai
pusat kegiatan. Alasannya....
A.
Jayakarta lebih
dekat ke pusat pemerintahan Kerajaan Mataram
B.
Jayakarta
termasuk wilayah kekuasaan Kerajaan Banten
C.
Letak Jayakarta
strategis dalam jalur perdagangan di Asia
D.
Letak Jayakarta
tidak jauh dari kedudukan VOC di Asia Timur
8.taktik memecah belah dari VOC berhasil dan ampuh,
karena....
A.
Rakyat Indonesia
belum siap bersatu mengusir penjajah
B.
Tiap Kerajaan
melakukan perlawanan demi seluruh bangsa
C.
Taktik itu
sesuai dengan kebijakan monopoli perdagangan
D.
Indonesia dalam
keadaan terpecah belah
9.Gubernur Jenderal VOC pertama yang ditempatkan di
Indonesia adalah....
A.
J.P Coen C. Pieter Both
B.
Van De Bosch D. Cornelis De Hotman
10.perjanjian Bongaya yang dilakukan sebagai upaya
perluasan politik dilakukan antara
VOC dengan....
A.
Mataram C. Makassar
B.
Ternate D. Tidore
B. JAWABLAH PERTANYAAN DENGAN SINGKAT
DAN JELAS !!!
1. jelaskan apa yang dimaksud dengan monopoli
perdagangan....
2. sebutkan alasan didirikannya VOC....
3. sebutkan aturan monopoli perdagangan VOC....
4. hak yang diberikan Sultan Ternate kepada Portugis
adalah....
5. perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis di pimpin
oleh....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar